Kamis, 29 Desember 2011

pengaruh produk pada berbagai "slice of life"

Pada artikel ini saya mencoba melihat, mengamati dan meraba sebuah atau beberapa produk yang saya rasa memiliki pengaruh ke berbagai macam bagian dalam hidup kita aka slice of life. so tanpa banyak bicara lagi kita menuju ke slice of life pertama:

Fashion
Ok di slice of life pertama kita menuju ke bagian fashion atau biasa ditulis fesyen. fashion adalah hal yang paling mudah kita temui dimana-mana, segala outfit yang kita kenakan saat ini juga bisa disebut fashion. ok tanpa ada tambahan kata lagi langsung kita bicarakan sebuah produk apa yang memiliki pengaruh di part ini.
Pernah mendengar satu merk headphone bernama Mix Style? yup, sebuah headphone yang dikatakan pernah booming di Korea dan Jepang, dan memang pernah booming di sana, true story. Setelah booming di luar negri sana, dan seperti biasa di Indonesia ini, dan yang benar-benar saya rasakan adalah di kota Surabaya, headphone ini juga booming, di mall-mall banyak anak-anak muda memakai headphone ini kira-kira waktu saya semester 2 atau 1-2 tahun yang lalu. Pada saat itu pemandangan orang memakai headphone di tempat publik menjadi hal yang biasa. Padahal sebelum fenomena ini muncul, kebanyakan dari kita saat orang memakai headphone yang gedeee di luar rumah dalam pikiran kita akan berkata "widih ngga banget" atau cuman ketawa, atau lagi kalo ada yang bisa bhs inggris mungkin ngomongnya "wierd", "wierdo", "soo wieeerd"dan lain-lain, wierd isn't it?.
Dan pada akhirnya saya berkesimpulan gara-gara headphone merk satu ini membuat sebuah mindset baru muncul, sebuah mindset yang berisi pake headphone dimana-mana itu ngga aneh, mungkin kata-kata possimpible bisa dipakai dalam fenomena ini, hahaha.

Kuliner
Slice of life ke dua kita adalah kuliner, ngga bakal asing deh dengan kata-kata ini kecuali bayi dan anak tk  "ba dum tss". dan untuk segmen ini saya akan membahas sesuatu yang sangat ngga asing di jaman ini, silakan disimak.
Beberapa tahun belakangan ini, memasak bukan lagi menjadi suatu hal yang sulit masih ingatkah anda para ibu, mbak, mas, om aka pembaca sekalian 10 tahun yang lalu saat kita memasak harus membuat bumbu-bumbu terlebih dahulu, meracik sendiri, memotong bahan sendiri, marut sendiri, ngupas sendiri, dan segala yang sendiri-sendiri, mungkin menurut beberapa orang itu menyenangkan, namun bagaimana dengan orang-orang yang sibuk dengan pekerjaannya, serta orang yang belum mahir dalam memasak? tentu itu akan menjadi sebuah momok yang menakutkan sekaligus menyusahkan. Tetapi beberapa tahun belakangan ini mungkin orang-orang yang merasa kesulitan dalam memasak bisa bernapas lega dengan hadirnya bumbu-bumbu masak instan, dengan diawali dengan masako, royco, dan berbagai bumbu penyedap lainnya. Dan ke"instan"an itu meningkat dengan munculnya bumbu racik ayam tepung Indofood dan juga Sun Kara (santan instan) dengan jargon dalam iklannya "Sun dooong". Sampai disitukah? oo tidak, yang lebih ekstrim lagi mulai bermunculan, yaitu bumbu masak instan langsung jadi tanpa tambahan bumbu apapun lagi, seperti Indofood bumbu nasi goreng instan sampai Indofood bumbu sayur lodeh instan (waw). Kehadiran bumbu masak instan tersebut disambut dengan antusias oleh masyarakat luas karena selain harganya murah , cara pakainya juga praktis. Dan walaupun ada beberapa orang yang tidak suka atau mungkin memang ada produk bumbu instan yang gagal dipasaran karna berbagai sebab, tetap saja saat ini sebagian besar bumbu instan itu masih banyak berkeliaran di pasaran, dan laku.

"Bukan promosi, karena aku ga punya saham di indofood hehehe.. sekedar sharing buat ibu2 yang lagi kehilangan mood masaknya, tapi bisa menyajikan yang enak buat keluarga.Nyobain bumbu berjudul RACIK punya indofood. Awalnya nyobain bumbu sop sayur ~~~ halah sop sayur kok beli bumbu instant! Ketauan banget malasnya :P
Eh ternyata enak lhooh!!! Pas banget rasa dan aromanya, yah sambil diincip2 ditambah garam dan gula dikit. Kerjaan jadi ringan, tinggal motong sayur dan cemplungin :P
Kedua kali, nyobain bumbu ayam goreng. Biasanya beli Bamboo. Eeehh ternyata lebih enak!! hihihi... sampe2 tiap hari makan ayam goreng karena masaknya 1kg. 
Akhirnya ga pake ragu2.. tiap males masak, beli bumbu ini. Tinggal bumbu tumisan sama sayur asem dan lodeh yang blum kucoba. Dan terkaget2, harganya separo lebih murah daripada merek lain hehehe cuma Rp1300 per sachet. Wah kalo gitu sip ini!!!! :)" sumber
tulisan diatas merupakan tulisan dari seorang blogger yang suka dengan kemunculan bumbu instan di pasaran. Mungkin satu pendapat kurang meyakinkan anda sekalian yang tidak percaya, tapi percayalah karna sesungguhnya semua hal ini adalah fakta bukan fiksi. Tapi kalo masih ngotot ngga percaya juga, tanya ibuk-ibuk atau mbak-mbak yang ketauan beli bumbu instan ini, trus tanya pendapatnya.


yak dua slice of life telah coba saya jabarkan disini, bila ada salah informasi dan sebagainya tolong beritahukan kepada saya. Bila nanti saya ketemu produk-produk lainnya akan saya post lagi disini, dan terima kasih telah membaca, adios~


Rabu, 28 Desember 2011

Strategi Penetapan Harga

Ok dalam segmen ini kita akan berbicara bagaimana kita bisa menentukan harga produk kita nanti (kalo punya, amin...) Dan strategi penetapan harga ini dibagi menjadi dua jenis penetapan harga:

       1.Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan:
Skimming Pricing
   Saat produk pertama kali diluncurkan harga begitu tinggi dan semakin lama harga akan terus turun.
    contoh:

  • Handphone nokia, Sony Ericsson, Samsung dll;
  • console gaming PS series, Xbox series, GBA, dll;
  • dan kebanyakan barang-barang elektronik.

Penetration Pricing
    Harga awal murah, biasanya berbentuk promo dan bertujuan untuk mendapatkan penjualan yang cepat serta membangun loyalitas merk dari para konsumen.
      Contoh:
  • biaya layanan provider handphone Axis, 3 (three);  
Prestige Pricing
    Menetapkan harga yang tinggi, untuk membentuk imej produk yang mewah dan berkualitas dan jika harga turun maka bisa dianggap bukan barang bagus.
      Contoh:
  • Roll Royce;
  • Rolex;
  • Prada; 

Odd Pricing
     Penentuan harga yang ganjil atau tidak wajar biasanya untuk membuat konsumen berpikir harganya lebih murah, misal harga 100.000 menjadi 99.990.
       Contoh:

  • Harga yang aneh misal > Rp 99.999,- atau Rp 4.435,- dll contoh harga di toko-toko swalayan;
  • Harga modem smartfren 499ribu
Price Lining
    Perusahaan yang menjual lebih dari satu produk, dan  memiliki harga dan pasar dengan tingkat yang berbeda-beda.
      Contoh:
  • 21 Cinema menjual paket biasa dan paket premier;
  • Orang Tua grup; teh gelas, vitacharm, Oops, Mintz;
  • Nestle Co.;  memiliki banyak produk : dancow, nestrum, kitkat;
  • The Coca cola Co.; coca cola classic, coca cola zero, CAFÉ ZU, Real Gold;
  • indofood co.;  Indomie, popmie, sarimi, indofood nasi goreng instan;
  • Sosro Grup; Joy Green Tea, Sosro botol, Sosro celup;
Bundle Pricing
    Harga dengan pembelian secara paket berisi dua atau lebih produk, dan bukan produk yang sejenis.
      Contoh:
  • Beli PSX bonus 10 kaset game gratis;
  • Xbox 360 Final Fantasy XIII bundle;
  • Paket hemat hoka-hoka bento, Paket Family KFC;
Demand-Backward Pricing
     Pada awalnya harga diserahkan kepada konsumen, dan pada akhirnya harga yang diinginkan konsumen diserahkan ke perusahaan untuk ditentukan harga final untuk produk itu berapa setelah dihitung dengan biaya produksi serta keuntungan dan lain-lainnya.
       Contoh: 
  • Air Asia; memberikan kebebasan untuk memilih paket apa saja yang ingin diambil oleh konsumen, perjalanan atau perjalanan+kargo  atau paket lainnya;
        2.Metode Penetapan Harga Berdasarkan Biaya:
Standard Mark-Up Pricing
  • Penjualan sayur dan buah dari petani murah saat sampai di pedagang atau retailer harga naik menjadi tingkat tertentu.
Single-Zone Pricing
     Barang dimanapun dijual sama, biasanya disebut juga dengan Postage-Stamp Pricing, banyak diterapkan jika biaya pengiriman tidak terlalu signifikan dalam struktur biaya total produsen.
       Contoh:
  • Sari Roti; produsen memberikan label harga pada produknya sehingga harga akan sama disemua tempat;
  • Bus Damri; kemanapun kita pergi ongkosnya tetap sama;
Multiple-Zone Pricing
    Hampir sama dengan Single-Zone Pricing, yang membuat berbeda jika single zone semua daerah sama, jika multiple zone hanya jika berada satu daerah saja yang sama, jika berada di daerah lain harganya akan berbeda.
      Contoh:

  • Majalah,koran, yang biasanya menjual dengan harga "jawa" dan "luar-jawa"


Basing Point Pricing
     Penetapan harga ditentukan oleh sebuah base-price atau harga yang diterapkan di satu wilayah tertentu, dan nantinya wilayah lain akan mengikuti, jenis pricing ini biasanya dilakukan oleh pertambangan atau manufakturer dan base-price nya terletak di kota asal perusahaan itu. Dan biasanya pricing ini dipakai untuk mengurangi pesaing dengan monopoli harga yang dipegang oleh satu perusahaan saja.
      Contoh:

   Untuk contoh nyata, saya belum bisa menemukannya, tapi saya akan mencoba memberi contoh berupa      penjelasan, silakan disimak.
       Ditetapkan harga batubara untuk perusahaan A kota AA adalah 20ribu per kilo dan menjadi base price. Jadi ketika ada permintaan dari kota BB yang berjarak 50 km dari kota AA, perusahaan A akan mengirim dengan harga base+biaya kirim misalkan 5ribu per kilo jadi kota BB akan membeli dengan harga 25ribu per kilo. Dan jika ada perusahaan lain dari kota CC melakukan penjualan ke kota BB akan tetap memakai harga 25ribu meskipun jarak antara kota BB dan CC adalah 100 km.sumber

     

Selasa, 27 Desember 2011

Produk yang gagal dipasaran

Pada bagian ini saya akan mencoba untuk memberikan beberapa contoh produk-produk yang gagal dipasaran. Dan semua ini adalah pendapat saya sendiri, jika memang ada kesalahan ini dan itu mohon untuk membantu memperbaikinya.

Minuman Berenergi Torpedo
"Tancap Langsung Suegeeer", minuman energi jenis baru yang mempunyai kemasan agak lucu menurut saya. Dengan kata-kata di salah satu iklannya yang saya ingat adalah "hahaha, minum apa ya dia?".

Alasan kenapa saya mengatakan produk ini gagal? karena di daerah Surabaya ini dari 10 Supermarket dan minimarket yang saya kunjungi hanya satu yang menyediakan produk ini, dan alasan kenapa produk ini termasuk gagal, menurut saya karena bentuk dari kemasan itu sendiri, saya mengatakan lucu karena minuman energi itu identik dengan laki-laki jantan nan perkasa, tapi apa yang terjadi dengan Torpedo, memakai kemasan yang menurut saya "anak-anak banget", kenapa? karena Torpedo muncul disaat bersamaan dengan boomingnya jenis minuman anak-anak berkemasan gelas seperti itu, membuat mindset kita terbentuk bahwa minuman gelas macam itu adalah minuman anak-anak atau minuman penyegar biasa. Dan juga coba bayangkan ketika anda-anda sekalian yang penikmat minuman energi, meminum minuman energi yang botolan dengan Torpedo ini, ketika anda meminum dari botol, langsung minum dari botol, n drinking like a boss!! dan bandingkan dengan Torpedo yang mengatakan "Tancap langsung suegeer" seperti gambar diatas. Dan ketika saya lihat itu saya langsung berpikir "emang anak kecil minum gituan pake sedotan". Mungkin pengembang Torpedo memiliki tujuan memakai kemasan bergelas plastik seperti itu agar lebih simpel dan mudah untuk dibuang. Tapi malah menghilangkan imejnya sebagai minuman berenergi.


Sosro Green-T
Buatan Sosro Grup, dengan moto dalam iklannya “keep your balance” iklan Sosro Green-T mulai muncul tahun 2008-2009 di banyak spot saat primetime (18.00-21.00 WIB) serta waktu-waktu lainnya. Sosro Grup membuat produk ini karena mereka ingin mengguncang pasar Nu Green Tea, dengan Sosro mengangkat teh hijau khas indonesia, sedangkan Nu Green tea, dengan teh hijau Jepangnya.
Alasan kenapa produk ini termasuk gagal? jelas karena produk ini sudah jarang terlihat atau malah sudah ditarik dari pasar, dan di situs resmi Sosro (http://www.sosro.com/) tidak disebutkan sama sekali hal-hal yang berkaitan tentang produk ini. serta produk ini gagal dalam bersaing dengan produk minuman green tea lainnya seperti Nu Green Tea dan Zestea. Karena memang menurut orang-orang yang sudah meminum produk ini, merasakan bahwa minuman ini ngga jauh berbeda dari produk sosro lainnya.



BONCENGAN ANAK UNTUK SEPEDA MOTOR

Proyek saya di kelas perancangan 3 semester ini adalah boncengan anak untuk sepeda motor dengan range usia pengguna 5-9 tahun. Produk boncengan ini sudah ada dipasaran dan dari semua yang saya ketahui produk ini hanya mempunyai fungsi sebagai alat pembonceng yang mudah dipakai saja. Karena itu pada produk perancangan saya, saya akan menambahkan sebuah fitur lain yang akan menjadi sebuah nilai plus bagi produk perancangan saya.  

Masalah sosial budaya yang mendasari adanya produk boncengan anak adalah:
  • Banyak anak kecil yang dibonceng menggunakan sepeda motor dengan berbagai macam alasan;
  • Adanya kekhawatiran anak jatuh dari sepeda motor karna tertidur atau karena kegiatan-kegiatan yang lainnya;
  • Anak yang hiperaktif bisa melakukan hal-hal yang berbahaya bila dibiarkan sendirian tanpa pengawasan (bila duduk dibelakang) dan bila duduk di depan bisa mengganggu pembonceng dalam berkendara, seperti membunyi-bunyikan klakson, menengok sekitar sampai mengganggu pengelihatan sang pembonceng dll;
  • Seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas yang akan menjadi dasar masalah sosial budaya untuk fitur tambahan yang akan saya pakai; 

Metode yang digunakan:
Wawancara => narasumber semua orang yang pernah dan sering membonceng anak kecil menggunakan sepeda motor, 5 narasumber
Poin-poin kesimpulan yang didapat dari wawancara adalah
  • seringnya membonceng anak dengan jarak yang tidak terlalu jauh, yaitu 1-6 km, terkadang juga membonceng anak untuk jarak yang jauh, >6 km;
  • 2 dari 5 responden tidak berani membonceng anak dibelakang karena susah dalam pengawasan si anak, tapi 3 yang lain melarang untuk membonceng anak di depan karena lebih berbahaya daripada bila si anak duduk di belakang pembonceng;
  • Kebanyakan anak tenang saat dibonceng tapi ada juga anak yang aktif yang selalu menggerakkan badannya untuk bermain-main;
  • Dari narasumber yang didapat belum ada satupun yang pernah memakai gear boncengan untuk anak;
  • Untuk masalah anak tidur solusi yang diberikan para narasumber berbeda-beda
    • ada yang mengajak si anak berbicara sepanjang perjalanan agar tidak mengantuk
    • ada yang berhenti untuk membelikan minuman untuk si anak biar melek lagi
    • ada juga yang meminta si anak untuk duduk di depan dan badan si anak di kunci     menggunakan kaki 
    • dan alternatif terakhir yang saya dapat dari wawancara si anak duduk dibelakang  dan di ikat menggunakan kain.


Referensi dari internet

Tips dari Departemen perhubungan dikutip dari DetikOto, Kamis 25-09-2009, bagaimana cara membonceng anak agar selamat dan nyaman selama membonceng di motor kita.

Pertama, tentunya anak dikasih peralatan safety memadai, seperti helm yang seukuran, masker, dan jaket yang cocok. Untuk tempat duduk, idealnya, anak harus dibonceng di belakang dengan kedua kaki harus berpijak pada footpeg dengan sempurna.

Kedua, tangan anak berpegangan pada pinggang atau perut pengendara.

Ketiga, bila kaki si anak terlalu pendek, sebelum berpijak pada footpeg, boleh-boleh saja anak didudukan di depan, bila motornya tipe bebek, agar kaki anak bisa menjejak.

Keempat, bila anak ditempatkan di depan, tangan anak berpegangan di stang bagian dalam, sehingga tidak mengganggu putaran gas, atau sistem kendali.”
sumber

dari wacana diatas saya mencoba membuat produk saya menonjol di poin kedua, alasannya?
 1. poin pertama dari tips yang diberikan DepHub itu hal yang esensial dari semua jenis pemboncengan yang ada, membonceng pacar? pake helm, jaket, masker bila perlu, membonceng temen?istri?ibu?atau siapapun juga sangat perlu poin pertama untuk dipatuhidan gear yang ada saat ini sudah cukup memenuhi kriteria aman yang baik, jadi saya lewati poin pertama;
2. Pada poin ketiga dan keempat banyak orang tidak setuju untuk "meletakkan" anak yang diboncengnya di bagian depan pembonceng, karena berbagai alasan, seperti anak akan mendapat lebih banyak angin dan polusi-polusi karena berada di posisi terdepan dan itu berakibat buruk kepada kesehatan si anak, dan masalah pijakan kaki saya rasa jika anak sudah menempel pada orang yang diboncengnya kenapa masih memikirkan anak tidak ada pijakan yang mantap;


Solusi  yang bisa saya berikan kepada produk tersebut adalah:
  • Membuat boncengan untuk anak dengan konsep bentuk boncengan seperti Child’s riding belt yaitu anak menempel dengan si pembonceng dan boncengan dibuat seperti ini berguna untuk menenangkan pembonceng agar tidak terlalu khawatir dengan si anak dan pembonceng bisa lebih fokus dalam melajukan sepeda motornya dan masalah pijakan tidak akan menjadi sesuatu yang besar karena keamanan anak telah dijamin oleh pengikat yang diberikan kepada produk ini;
  • Sebagai fitur tambahan untuk nilai plus pada produk ini dibandingkan produk lainnya adalah adanya tambahan pelindung yang dipasang di punggung karena punggung adalah bagian yang termasuk wajib untuk dilindungi karena memiliki banyak saraf-saraf yang memiliki peran yang hampir sama pentingnya dengan otak.